RSS

Gempa 6,7 M Merenggut Nyawa Ayahku

17 Apr
Gempa 6,7 M Merenggut Nyawa Ayahku

Namaku Fitri, saya ingin bercerita kejadian Gempa Bumi 6,7 M yang terjadi di Kabupaten Malang dan berdampak kerusakan pada tempat tinggal Kami di Blok Halimau, Dusun Ibu Raja, Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang pada tanggal 10 April 2021. Siang itu setelah adzan dhuhur saya bermaksud untuk beristirahat tidur siang, kondisi saya sedang terbaring sakit dan tergolek lemah dengan badan yang kurus kering yang sudah dirasakan sejak tahun 2018 waktu bekerja di Surabaya. Saat ini usia saya 18 Tahun, saya adalah anak bungsu dari dua bersaudara, Kakak saya tinggal di Surabaya mengikuti suaminya yang bekerja di Surabaya. Kondisi rumah pada saat itu sepi dan lengang.

Waktu sedang asyik-asyiknya tertidur, tidak terbersit firasat apapun ketika kejadian gempa berlangsung. Tetiba pada pukul 14.00 WIB bumi berguncang hebat badan serasa dipantul-pantulkan dan digoyang kanan kiri layaknya roller coaster, baru pertama kali aku merasakan kejadian seperti ini. Hati saya bertanya-tanya apakah ini yang dinamakan gempa bumi. Waktu itu ayah langsung berlari masuk ke kamar saya dan ingat dengan kondisi saya. beberapa detik kemudian ayah saya memeluk tubuh saya, seketika itu juga bangunan di rumah mulai runtuh satu per satu. Reruntuhan bangunan itu menimpa tubuh ayah saya yang berusaha melindungi tubuhku. Walau sempat terlindungi oleh tubuh ayah, badankuternyata juga terkena reruntuhan. Saya panggil ayah saya…bapak….bapak…bapak tidak ada sahutan, namun rupanya ayah saya sedang naza’ dan meregang nyawanya. Saya tak kuasa menahan tangis dan bingung serta teriak-teriak meminta bantuan pertolongan ke siapa? Badan saya juga tidak bisa digerakkan terasa ngilu dan sakit semua. ada bekas luka lecet di punggung saya. Saya juga tidak menyangka kejadian yang begitu cepat hanya berselang sekitar 1 menit.

Akhirnya ketika situasi mereda, pamanku dengan tetangga-tetangga yang juga merupakan korban gempa berusaha menyingkirkan bangunan yang menimpa tubah ayah dan diriku. waktu reruntuhan bangunan itu sudah tersingkir semua, saya melihat tubuh ayahku terbujur kaku dan tak bernyawa. Kemudian dengan cekatan Paman dan tetangga-tetangga Kami membawa ke Puskesmas Tempursari, aku pun tidak tahu bagaimana kondisi ibuku, apakah beliau bernasib sama dengan ayahku atau kah selamat dari gempa yang cukup berkekuatan besar tersebut. dan saya terus dirawat beberapa hari tanpa melihat jenasah ayahku dikuburkan. Kesedihanpun masih aku rasakan sampai hari ini. Hari inipun Kami masih trauma dan saya sendiri diungsikan ke rumah Paman yang terbuat dari papan kayu dan selamat dari gempa bumi. Sayapun masih menerka-nerka apakah akan menjadi disabilitas seumur hidup, karena kondisiku yang untuk bergerak saja badan masih ngilu terutama daerah punggung, apakah saya akan menjadi paraphlegia karena cedera punggung yang saya alami, karena sampai hari ini belum di lakukan rontgen (baca: ronsen) terhadap diriku. Kementrian Sosial sudah memberikan santunan atas meninggalnya ayah, tapi saya butuh alat bantu kursi roda untuk bisa menikmati dunia dan bisa jalan-jalan mengurangi rasa traumaku. Sementara saat ini total ada 95 rusak di Blok Halimau tempat tinggalku, hanya tersisa 4 rumah yang masih berdiri megah.

 
2 Comments

Posted by on April 17, 2021 in Uncategorized

 

2 responses to “Gempa 6,7 M Merenggut Nyawa Ayahku

  1. gerbangkulinersalak

    April 17, 2021 at 6:32 am

    Turut berduka mas Whawha, semoga Fitri segera mendapat penanganan

     
    • whawha

      April 25, 2021 at 12:03 pm

      Matur nuwun mas Kasih Alhamdulillah sudah mendapat penanganan

       

Leave a comment